“Dear Diary… Hari ini adalah hari dimana pertama kalinya aku mengenal kata itu.
Benarkah ini yang disebut orang-orang yang sedang cemburu ketika melihat
orang dicintainya itu jalan dengan gadis lain. Aku merasakannya Diary. Sakit…
Aku tak pantas menafsirkan arti cemburu ini karena aku bukan siapa-siapa. Tapi
dari sisi lain, aku berhak karena aku mencintainya. Haruskah aku keluar dari
persembunyianku?? Keluar dan menyatakan aku menyukainya. Ahh…tak pantas bagiku.
Aku seorang cewek. Tidak relevan cewek nembak cowok. Aku harus bagaimana?? ”
“Untuk sahabat
kecilku… Maafkan telah meninggalkanmu dalam keadaan yang tak semua orang
menginginkannya.Aku sulit percaya dengan apa yang kau derita saat ini. Kau
sahabatku, sahabat yang selalu mengerti aku. Banyak yang ingin kuceritakan
tentang kehidupanku disini. Tapi, aku tak bisa sering-sering mengajakmu keluar
dan bercanda lagi seperti dulu. Aku ingat ketika aku bolos sekolah waktu SD
dulu, kamu datang ke rumahku dan memohon agar menjadi anak yang baik. Kamu tahu aku tak sakit, aku hanya
malas belajar matematika di sekolah. Kamu tahu hobbyku main PS. Kamu tahu apa
yang aku suka mulai dari makanan, warna favoriteku, film kesukaanku, game yang
paling sering aku mainin, kapan waktu sering aku bolos. Yah, saat hari itu kita
belajar matematika. Kamu tahu segalanya
tentangku. Kau yang selalu bilang jangan pernah pacaran dulu setelah kita
sama-sama sukses. Ketika aku pernah suka dengan anak kelas VIIA dulu kau
mengingatkan aku lagi. Ada momen special yang selalu aku ingat. Saat kita
berlarian di taman dekat rumah kita, aku terjatuh dan mataku berlinangan air
mata, lututku luka dan berdarah dan kau bilang “cowok itu nggak cengeng, kalo
yang cengeng itu cewek” aku ingat kata-kata itu. Aku selalu tegar dalam menghadapi masalahku,
menghadapi setiap kali ayahku bertengkar dengan ibuku dan sampai-sampai
berpisah, aku juga selalu tegar. Terima Kasih atas semuanya. Cepat sembuh yah
sahabat kecilku..”