Aku ingat pagi itu... Aku meneteskan air mata tanpa hentinya, karena aku merindukanmu. Dan datanglah dua sosok yang tentu saja aku tak merasa asing. Mereka ayah dan ibuku. Aku mengenalnya, namun tak sesekali aku ingin memandangnya dengan kelemahanku saat ini. Aku terus menyebut-nyebut nama yang raganya mereka sudah berikan kepada orang lain, tanpa harus memikirkan, apakah aku sakit ataukah baik-baik saja? Aku tak ingin memandang wajahnya yang bersikeras menyudutkanku dengan cara mereka yang sebenarnya tak ingin aku dengar saat itu. Padahal beberapa hari yang lalu, ibu seperti kasihan denganku dan ingin membuat kehidupanku baik. "Ibu menyayangimu, Ibu gak mau kamu sedih terus, jika dia-anakmu yang akan membuatmu bahagia, aku akan mengembalikannya, kalau kamu mau, kita berangkat sekarang dan mengambilnya". Aku sontak menjawab, "Jangan sekarang. aku ada ujian". Kata-kata ibuku yang seakan membuatku merasa, ternyata ibuku tak sekejam itu. Dan sekarang aku harus baik-baik saja.
Kedatangannya pagi itu, sontak membuatku kaget dan benar-benar tak mengerti semua tangisan kemarin itu. Apakah benar itu tangisan seorang ibu, ataukah hanya sebuah permainan saja untuk menenangkanku?. Aku juga tak mengerti. Aku ingat kata-kata memalukan ini, di saat aku butuh pelukan, aku butuh semangat di saat kelemahanku saat itu.
"Kamu itu anak bodoh. Kamu membuat semuanya berantakan. Kamu tak akan mendapatkan anakmu. Tidak akan....Kamu bisa pergi kesana memeluknya, menciumnya, kamu boleh tinggal disana, tapi, jangan pernah mengakuinya sebagai anakmu"
Kata-kata sekejam ini, haruskah bertutur di mulut suci seorang ibu yang aku banggakan. Secepat itukah ibu berubah pikiran?? baru beberapa hari ibu mengasihiku, kenapa sekarang berubah arah begitu??? ada apa?? sejumlah pertanyaan yang sekilas timbul dalam pikiranku.
Aku hanya ibu memelukku dan berkata "Sabar nak, Ibu akan mengusahakan mengembalikan kebahagiaanmu". Aku menunggu kalimat itu sampai akhir drama pertikaian ini, tapi, sayangnya, Ibu hanya bisa diam melihatku sesakit ini. Dari jarak semeter, ibu menumpahkan kata-kata yang tak pantas aku dengar saat itu, dan perlahan-lahan menjauh sampai aku tak melihat ada niat ibu memelukku. Yang ada, hanya semakin menjauh, ketika aku lemah dan tergeletak seakan hidupku cukup sampai disini saja.
Sebenarnya, kedatangan kalian saat itu, aku akan dikuatkan atau malah dijatuhkan??? aku tak bisa menjawab apa-apa karena semuanya hanya ada pada hati kalian-orang tuaku...
PictPictPict
About Me
- Nurul Qisthy
- Aku akan hadir setelah Hujan reda.... Karena aku adalah salah satu warna dari pelangi yang melengkung itu....
twit
Followers
Minggu, 07 April 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar