Sidrap, 2 Agustus 2012
Hari ini…
Seperti biasanya,
masih berada di tempat yang sudah tidak begitu asing lagi buatku. Masih seperti
kemarin-kemarin yang tidurnya sampai jam 11 pagi. Wah… cewek pemalas.. Hmm… maaf.. Pagi ini gak begitu cerah. Aku
bangun membasuh tubuhku dengan air wudhu. Pengen curhat lagi sama Tuhan. Pengen
bilang sama Tuha kalau aku masih bisa sabar. Aku masih pengen bertahan untuk
cobaan ini. Aku gak penegn mengeluh lagi. Pokoknya aku terima tantangan yang
Tuhan kasih ke aku. Eh, ngomong bagaimana dengan Faiz dan Ayah?? Apa Faiz
lagi maen yah?? Nak jangan nakal yah…Hihihihihihi……
Kalau Ayah lagi ngapain??? Bisa ketebak pasti lagi kerja atau lagi nongkrong di
jalan dengan teman-temannya. Ayah…jangan lupa sholat yah……. Dua jagoanku…
kangen kalian…Mwuahhh…*Kecuppipikirikanan*. Setelah pagi ini terlewati, ya
masih seperti biasa, aku tergeletak manis di depan laptop sambil melongo di
depan laptopnya temen. Menanti detik demi detik film yang akan aku nonton. Salah
satu cara buat gak tidur siang. Tidur siang jadi itu menjelma menjadi hantu
yang mengerikan setiap malam… Menjadi hantu yang membuatku “Insomnia” setiap
malam. Memikirkan Faiz malam-malam sebelum tidur itu membuat bunda harus bilang
huuu bunda gak kuat. Air mata meleleh ke setiap sisi bantal. Dan membuatku tak
tahu caranya tidur itu bagaimana. Faiz..tolong Bunda.. Bunda nggak bisa tidur
kalau Faiz belum memeluk bunda dulu. Faiz, tadi malam seperti itu juga. Bunda
susah tidurnya. Padahal Bunda harus cerita lagi ke Tuhan, apa yang aku rasakan
sekarang. Bunda pengen konsultasi ke Tuhan tentang Faiz, tentang orang tua
bunda dan tentang orang-orang yang sebenarnya baik ke Bunda tapi,
penyampaiannya yang salah. Faiz bakalan mengerti kalau Faiz sudah tumbuh besar,
sudah tau benar dan salah itu apa. Kalau faiz nanti balik ke Bunda, bunda janji
gak akan menunjukkan tangisan Bunda itu ke Faiz lagi. Bunda gak pengen Faiz
sedih. Cukup Faiz pernah dipisahkan oleh Bunda tapi, gak untuk buat Faiz sedih
lagi. Bunda bakalan siapin senyum Bunda yang terbaik. Ahh… Anggap saja gak
pernah terjadi apa-apa. Faiz sayang Bunda kan?? Faiz mau kan ketika Faiz
bertemu sama Bunda, Faiz bakalan bilang Faiz sayang Bunda seperti Faiz katakan
ketika Faiz ketemu Bunda di alam yang tak pernah terjangkau oleh siapapun. Faiz
bakalan bisikin ke Bunda kalau Bunda itu adalah bunda terbaik yang Faiz miliki.
Bunda terhebat yang Faiz miliki. Faiz Janji jari kelingking buat bunda yah!!!
Bunda bakalan tunggu itu semua sayang. Air mata kesedihan bunda sekarang
Insyaallah akan tergantikan dengan air mata kebahagiaan untuk Bunda. Bunda
pengen ketika Bunda menangis Faiz ada untuk bunda dan menghapus tetes air mata
Bunda agar Bunda merasa terlindungi oleh anak bunda sendiri. Waiting…..waiting….waiting…..
semua ada jalannya sayang. Bunda yakin, Di hati Faiz selalu ada Bunda meskipun
Faiz cuma melihat bunda pertama kalinya. Meskipun Faiz gak pernah kenal dengan
Bunda, tapi bunda sudah lihat hati Faiz, ada sesuatu yang buat Faiz merasakan
kesedihan bunda. Hati bunda gak akan pernah bohong sayang. Ada sesuatu di hati
Faiz yang ingin memberontak juga. Andai Faiz sudah tau itu, mungkin Faiz bisa bilang
ke orang-orang itu, kalau Faiz butuh Bunda, bukan orang lain. Bunda yakin itu
sayang…….. Besok di sambung lagi yah.. Bunda pengen curhat lagi ke Tuhan. Kalau
Faiz itu anak kesayangan Bunda…. Love u My Baby… Mwuahhh…….
Pa… lihat kan pa
bagaimana sayangnya aku ke anak aku sendiri, sampai aku harus berhayal sejauh
mungkin untuk memaknai kebahagiaan itu bagaimana. Pa.. aku ingin cerita apa
yang aku rasakan saat kecil sampai sekarang. Hanya ada banyak kekecewaan dan
trauma tersendiri buatku. AKu tak pernah menyalahkan papa selama ini. Bahkan
aku tak pernah bilang ke orang-orang selama ini kalau aku benci dengan papa.
Meskipun, orang-orang di sekitar kita tau papa itu bagaimana. Pa.. ada banyak
pertanyaan yang ingin aku tanyakan ke papa. Aku percaya pa, papa sayang sama
aku. Papa bakalan belain aku ketika aku ingin berbicara dari hati ke hati semua
yang kualami waktu kecil dan sampai sekarang. Semua angan-anganku tentang
pernikahan yang selalu menjadi mimpi indahku, seakan menjadi mimpi buruk saat
itu. Aku tidak tahu pernikahan itu membuatku bahagia atau bahkan aku hanya
merasa terpaksa. Tapi, aku berusaha mencintainya. Aku berusaha bilang kalau aku
akan menyayanginya. Pa.. bisa tidak aku memohon 1 kali ini saja. Biarkan aku
merasakan setitik saja kebahagiaan, kedamaian hati yang kuimpikan saat aku
kecil. Aku belum menemukan kebahagiaan itu Pa… Masa kecilku pun membawa trauma
tersendiri buatku, apakah masa dimnana aku tumbuh dewasa, aku harus
mengalaminya lagi sampai seumur hidupku??? Pa.. tau tidak bagaimana papa dulu
yang baru aku tahu sekarang?? Papa sadar gak semua yang papa lakuin itu gak
bener, Papa sadar gak papa secara tidak sengaja menyiksa anak papa sendiri,
Papa pernah sadar gak, papa gak pernah ditegur oleh Tuhan. Untung Tuhan masih
sayang padaku waktu aku kecil. Tuhan gak pengen banget menyiksaku dari kecil.
Menghancurkanku waktu kecil. Pa.. aku yang rasain Pa.. sangat bisa merasakan
apa yang Tuhan ujikan ke aku dan Papa. Tau tidak semakin Papa berbuat sesuatu
yang Tuhan gak pengen, Cobaan itu, tibanya ke aku. Sekarang lihat Pa, Hatiku
sudah terbuka.. Aku sudah merasakan ketidak adilan dan Tuhan sudah buka semuanya
kepadaku. Karena kenapa? Papa masih seperti yang dulu. Lihat Pa, Papa bakalan
menderita lewat aku Pa. Tuhan bakalan tunjukin ke Papa menderita akibat
perbuatan Papa itu bagaimana. Aku ikhlas Pa demi kesadaran Papa. Bahkan matipun
aku ikhlas buat Papa. Aku sayang Papa….
*Pa… berikan
setitik saja cahaya itu buat aku, agar aku bisa cerita ke Tuhan nanti, kalau
aku adalah anak yang sangat beruntung telah menerima titik cahaya kebahagiaan
itu dari papaku sendiri*
0 komentar:
Posting Komentar