Minggu, 25 Maret 2012

Kupanggil Dia Ibu

Diposting oleh Nurul Qisthy di 07.41
                                                    
                                  
Dia sosok meneduhkan... Sosok yang tak tergantikan olehku.. Beruntung telah mengenalnya dalam waktu yang menurutku itu singkat. Kenapa?? ini berbicara tentang takdir Ilahi. Aku masih ingin memanja-manjakan diriku dipelukannya namun, waktu menuntunku tak bersikap seperti itu lagi. Aku sudah dituntut untuk bersikap selayaknya orang dewasa. Ahh.. itu tak adil. Apakah dengan statusku sekarang perlu ada batasan untuk bersikap selayaknya anak cewek yang butuh perhatian dari sosok yang aku sebut itu kawan terdekatku di lingkup keluarga kecilku... Buu... Ini tak adil, aku masih ingin dipelukanmu, menghapus air mataku ketika ku terluka, aku masih ingin kau menanyakanku "bagaimana di sekolah tadi?". Pertanyaan itu sudah asing ditelingaku bu.. Aku masih ingat bu, ketika masih jaman-jamannya kepang dua di SD dulu, aku memintamu menguncir rambutku yang berantakan ini, dan kau menjawabnya "Iyah" padahal aku tau bu, kamu sibuk dengan adik-adikku yang dari tadi meringis minta sesuap nasi. Dan Suamimu yang ingin dihidangkan secangkir kopi pekat pengantar kepenatannya di kantor nanti. Tapi, dirimu tetap kekeh mengucir rambutku yang sudah seperti sarang itu (baca:ikal). Aku rindu dirimu bu...Aku juga tak pernah lupa ketika aku masih SD dulu, selalu saja aku yang jadi sarang penyakit yang aneh.. Vonis yang aneh dari dokter... Ketika itu memasuki waktu larut malam, ayahku bukannya menjaga kami sampai kami terlelap, ehh,, malah keluyuran gak jelas di luar #sempat marah. Saat itu, aku gak tau apa yang terjadi dengan diriku, tiba-tiba dalam mimpiku aku tidur bersama dengan adik-adikku. Aku tak melihat ibuku disisiku. Terang saja, Lapisan daun yang orang-orang bilang itu obat tiba-tiba menempel di keningku. Spontan aku bertanya "ada apa ini??" (masih dalam dunia mimpi). Aku terbangun dalam mimpi itu. Dan saat itu pula aku berat mengangkat kepalaku sendiri.. Atap rumahku seakan berputar.. "Ibu...sakit.."jeritku. Aku tak lupa linangan air mata itu, pelukan itu..hangat sekali. "tak ada apa-apa nak, tidurlah". Suara lembut itu menjadi dongeng tidurku hingga kuterlelap dan melupakan sakit itu. Bukan Daun-daun itu yang membuatku sembuh tapi, karena dia, lewat perantara dia, Allah menyembuhkanku. Aku kesel ketika ayahku tak berada disamping ibuku, ketika aku berada dalam kondisi hampir mati.


Malam itu aku hampir mati???
Aku mengetahuinya dari pembicaraan ibu dan ayahku. Katanya saat malam yang sunyi itu, tubuh kecilku mengejang, mulutku mengeluarkan busa (aku tak tahu itu), mataku melotot ke atas, pupilku sudah tak kelihatan lagi. Aku tak bisa membayangkan diriku saat itu dan paniknya ibuku saat itu. Padahal, aku merasakan keadaan yang tak seserius itu, aku seperti biasa-biasa saja. Yang aku denger lagi, ketika ibuku panik, tak ada rasa takut yang terbesit dalam hatinya berlari keluar dengan bertelanjang kaki. Berlari ke rumah yang tepatnya berjarak 5 meter dari rumahku. Mungkin jarak itu tak cukup jauh, tapi saat itu bukan waktu yang tepat untuk bertamu dan keluyuran di luar sana. Ibuku tetap kekeh mencari bala bantuan. "Anakku..anakku..." dia berteriak sambil mengetuk pintu tetanggaku....
Menunggu beberapa menit, akhirnya pintu itu dibuka..
"Kenapa..kenapa?" tanya sosok bertubuh gemuk itu. Dia adalah tetanggaku. Yang tak lain seorang mantri di puskesmas di daerahku.
Ibuku tak sempat menjawabnya dan mengisyaratkan agar bersegerahlah ke rumahku... Aku tak bisa membayangkan raut wajah ibuku saat itu. Ada rasa panik dan uraian air mata saat itu. Aku tertolong... aku baik-baik saja. kesimpulan cerita malam itu. Tapi, masih ada air mata yang tersisa di pipi kanan dan kiri ibuku. Aku melihatnya meski dalam kondisi yang tak bersahabat. Sistem Imunku menurun. Metabolisme tubuhku tak berjalan dengan  baik. detak jantungku tak terarah. itu yang aku alami ketika ku siuman. Satu sosok raut muka yang pertama kali kupandangi. Dia Ibuku.. "Aku ingin dipeluk bu.." teriakku dalam hati. Namun tak bisa kuucapkan dalam kondisi imunku yang menurun. Aku takkan lupa waktu itu bu..
 

Bu....
Aku selalu egois......
Aku selalu menuruti apa yang ada dalam pikiranku tanpa melihatmu....
Bu...
Aku bodoh....
Aku yang tak pernah mendengarkan kata-katamu...
Maafkan aku buu....
Bu...
Kemarin dan saat ini sekarang sudah berbeda
Ada kondisi yang begitu sulit untuk aku terima...
Bu...
Aku ingin dipelukmu saat ini..
Ada banyak hal yang mengganjal pikiranku...
Bu...
Aku ingin pergi setelah membuatmu bahagia...
Bahagia ketika ku telah mengecewakanmu...
Maafkan aku bu........

    __Dra. Sit.  Nurlina....




3 komentar:

Aynun is Me mengatakan...

guru andalanku ^^

Nurul Qisthy mengatakan...

nnt z kasi tau sma ummiku....ad yg ngefans tuh..hehehhe

Nurul Qisthy mengatakan...

I Love You So Much Mom.... Aku tak tahu apa yang terjadi dalam diriku.. Hati kecilku berteriak.. Ingin setiap waktu memanggil namamu.. Tapi, itu akan cukup menyiksamu.... :(

Posting Komentar

 

Catatan Pelangi Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea