Semua tentang mimpi itu…. Mimpi yang turut hadir dalam
setiap tidurku yang lalu dan sekarang.. Mimpi yang dipersembahkan oleh Allah
untukku (itu yang saya yakini). Ada pertanyaan yang kelak ingin selalu
kutanyakan. Apakah mimpi itu datangnya dari Allah? Kalau iya, aku meyakininya
bahwa ini adalah petunjuk untukku yang selama ini selalu bertanya, siapa yang
salah dalam masalah ini. Kini aku menemukan jawaban itu lewat doa yang
selalu aku panjatkan di setiap
shalatku.. Di setiap permohonanku dalam malamku. Mimpi pertama ke dua dan ke
tiga yang selalu berturut-turut. Disana aku melihatnya, melihatnya dengan orang
yang dipanggilnya mama. Ya, Dia orang yang ditunjuk Ibuku untuk menitipkannya
dan bahkan berani untuk bilang memberikannya (Kalo perlu di Italic kan). Aku melihatnya dan ingin memeluknya,
mengajaknya bersamaku untuk melihat dunia yang munafik ini. Tapi, kenapa setiap
aku ingin mengajaknya, dia (mama angkatnya) selalu melarangku. Saat itu, hati
yang utuh itu seakan rapuh berkeping-keping. Kenapa tidak bisa??Aku ibunya, aku
yang sekuat tenaga melahirkannya, aku menyayanginya karena Allah. Allah yang
menitipkannya kepadaku. Kenapa?? Aku mulai tersadar dari mimpi itu. Mimpi itu selalu
hadir dan berturut-turut hinggap di setiap tidurku. Aku tersadar dan rasa
ketakutanku semakin menjadi-jadi. AKu takut ini akan jadi kenyataan. Kenyataan
yang akan membelokkan hatiku, ternyata dia tak pantas untuknya. Aku takut ya
ALLAH… Mimpi itu semakin membekas.
Membekas suatu saat nanti akan terjadi. Ya, saat ini, mimpi itu jadi nyata.
Semua nyata. Ketika dia hadir di hadapanku. Ya, sangat sukar untuk
menceritakannya secara detail. Apa yang ada dalam mimpiku itu, benar-benar
terjadi. Semua nyata. Semua menjadi terbukti. Tidak ada yang dapat percaya itu karena semua dalam
permainan. Namun, aku mampu bermain dengan permainan itu, karena aku adalah
objek terpenting buat mereka. Ya, sudahlah…..
Setelah mimpi-mimpi itu benar-benar terjadi, ada mimpi
terindah yang saat-saat ini ditawarkan oleh Allah untukku. Mimpi yang juga
berturut-turut dihadirkan olehNya. Thanks To Allah…Disana kau melihat, aku
dipukuli, aku disiksa sampai kulit
tanganku dicungkil demi untuk tidak mengakuinya. Dan yang aku sayangkan, dari
mimpi itu, orang tuaku sendiri yang tega melakukan seperti itu. Aku menangis,
aku merintih kesakitan, mereka malah menambah sakit itu dengan kekerasan yang
mereka hadirkan untukku. Namun, saat itu aku tetap bertahan,,,bertahan pada
posisi yang sangat melemahkanku. AKu tetap bangkit melihat dia tepat berada di
depanku. Aku tetap mempertahankannya. Disana, aku melihat pamanku yang
notabenex, paman yang ditakuti oleh saudara-saudaranya (ibu dan tanteku). Dia
menengahi rasa sakit itu. Semua usai. Orang tuaku diam karena beliau. Aku
berlari mendekatinya, menawarkan tangan untuk menggendongnya. Awalnya, dia
menolak. Dia seperti asing dengan diriku. Asing dengan ibunya sendiri. Namun,
aku tetap meyakinkan kalau aku Ibunya. Ya, saat itu, yang aku liat dia mulai
berfikir.
“Ya, kau ibuku.. aku mirip denganmu dan orang yang
disampingmu (suamiku). Aku tidak mirip dengan bapakku yang sekarang.” Katanya
sambil memelukku erat. Erat sekali seakan tak ada batasan itu mimpi atau nyata.
Seakan nayata. Nyata sekali. Aku menitikkan air mata. Memanjatkan syukur kepada
Allah. Ini kebesaranmu Ya Allah. Ini bentuk keadilanmu.
Saat itu, seperti ada
perang, perang yang sangat sengit. Gencatan senjata bertabuh dimana-mana. Aku
tetap menggendongnya. Memeluknya. Berlari tanpa harus kulepaskan sedikit pun.
Sedetikpun aku tak pernah berani untuk melepaskannya. Sampai aku terbangun dan mengucapkan syukur
atas kado terindah untukku dari Allah.
0 komentar:
Posting Komentar