Merasa kehilangan keluarga itu memang berbekas sekali. Tapi, aku mencoba untuk tetap bertahan untuk sebuah kebahagiaan yang aku impikan sekarang. Terlalu egois?? bukan ini bukan egois, ini sebuah pelajaran. Ini sebuah pelajaran untuk orang lain ke depannya. Ada hal yang saudaraku tak pernah ketahui. Ada hal yang tak pernah lihat dengan mata kalian sendiri. Kata-kata itu gampang untuk dibolak-balikkan dek untuk menjadi sebuah kebohongan. Untuk sesuatu yang kalian anggap benar. Dan untuk sesuatu yang kalian bisa anggap aku orang yang paling hina. Kalian tidak akan pernah mengerti adikku sayang. Mungkin kalian akan mendengerkan mereka, orang sangat suci, orang yang tak pernah menganggapku ada. Dan kenyataannya begitu. Aku pun percaya, kalau kalian lebih percaya mereka kebanding aku yang notabenenya sudah hancur sejagat raya. Yah, aku manusia biasa, dan fitrahnya semua kembali kepada Allah. Disini aku baik-baik saja. Baik-baik saja untuk tidak berhubungan dengan kalian dulu. Terlalu banyak hal yang akan kuperjuangkan dulu sampai pada saat aku harus berdiri dan menunjuk ke arah ketidak adilan itu. Yah, bagi kalian mungkin aku yang salah, tapi kebenaran itu akan ada nantinya. Sesaat perasaan ini memang tertutupi dengan senyum dan lagak yang kalian bayangkan aku bahagia. Tapi satu sisi kalian tak pernah bisa melihat air mata yang terurai seketika aku merasakan akan kerinduan yang tak pernah bisa kalian rasakan. Tapi, aku hanya bisa diam mendengarkan kata yang sebenarnya tak pantas mereka lontarkan di telingaku. Haruskah aku menceritakan hal yang kalian tak anggap benar itu??mungkin tidak karena semuanya bernilai dusta di mata kalian. Mengada-ada mungkin itu yang kalian tafsirkan saat sekarang. Yah, aku mengeri karena kalian tak pernah tau yang sebenarnya apa yang terjadi setidaknya kalian tau ada seseorang di balik sana yang merasakan bagaimana air mata itu harus turun setiap saat. bagaimana seorang wanita yang di bully setiap waktu dalam hidupnya. Mungkin kalian hanya bisa mengerti kenapa kakakku sekejam itu dan sehina itu?? iya, ada hal yang tidak kalian tahu selama ini. Ada hal yang membuat saya seperti ini, bukan karena pengaruh dari pihak mana pun tapi, dari hal yang berasal dari keluarga kita sendiri. Kalian tahu kan acap kali aku hanya bisa diam, diam dan diam.. Kini diam itu sudah bukan senjata untuk melawan semua yang tersimpan di dalam hatiku. AKu takut ketika diam menjadi sandaranku, semua orang menganggapku bukan siapa-siapa. Semua menganggapku aku sama sekali tak ada....
^Untuk AYahku: Terima kasih atas sesuatu yang tak pernah kurasakan selama ini. Atas kasih sayang yang selalu ingin engkau berikan, atas mata yang tak pernah berhenti mentapaku ketika engkau merindukanku, Terima kasih atas usaha yang selama ini engkau berikan sehingga aku bisa menjadi aku seperti sekarang. Aku ingin melihat ayah berubah. Ayah menjadi imam keluarga. Ayah yang menjadi panutan untuk aku dan adik-adikku. Akan selalu ada teguran untuk ayah dari Tuhan ketika ayah lalai lagi. Aku selalu meminta itu dari Tuhan. Insyaallah ayah akan bisa lebih sadar lagi ketika cobaan itu menyangkut anak-anak ayah
^Untuk Ibuku yang terhornat: Kedudukan dan keluarga terhormat itu bukan apa-apa. Semua akan binasa dan Tuhan tak akan pernah menanyakan kelak anda berasal dari keluarga mana. Kedudukan anda semasa hidup di dunia Dan Ibu lulus kualifikasi masuk surga ketika jabatan dan keluarga anda sangat terhormat. Tidak Bu! Tuhan, akan bertanya tentang anak-anak anda bagaimana. Semua ada pertangguung jawabannya Bu. Tak pernah aku lupa akan semua yang ibu berikan ke saya. Kasih sayang itu, yang bisa-bisanya ibu nilai semuanya dengan pemberian materi berupa harta yang pernah ibu berikan ke saya. Insyaallah aku akan mengganti semuanya jika menurut ibu kasih sayang itu bisa dinilai dengan uang. Pesan aku sebelum menutup semua ini, Jadilah ibu yang bijak, jadi ibu yang tetap pada pendirian. jangan sedikit-sedikit dipengaruhi, ibu bilang iya... Engkau sebenarnya sosok yang sangat aku inginkan saat ini, tapi mungkin tidak bisa untuk ibu yang saat ini berada di balik sana.... Thank You atas semuanya
^Untuk Adik-adikku: Kakak selalu sayang dengan kalian sampai saat ini pun. Aku akan diam ketika kalian protes dengan apa yang aku lakukan sekarang, karena aku berfikir kalian tidak mengerti semua hal yang terjadi. Aku hanya bisa terima semua yang kalian pikirkan tentang aku. Kalian men-judgeku adalah orang yang paling durhaka se-antero..semua bisa kuterima. Maaf, aku tak bisa mendampingi salah satu di antara kalian untuk menjadi orang tua ke dua. Tapi, doaku selalu ada untuk kalian. Ya, kalian semua. Pesan kakak: jangan jadi pribadi munafik dek, katakan apa yang kalian tidak suka kepada orang yang merawat kalian. Supaya mereka tahu apa yang kalian rasakan. Aku menyesal karena harus diam.. diam dan diam karena aku tak berani berbicara dengan mereka. Teruntuk Adikku yang paling kecil, maafkan kakak dek karena tak pernah membalas semua pertanyaan yang adik tanyakan. Sekarang kakak merasakan guncangan yang hebat yang membuat kakak harus diam dulu. ada banyak hal dek yang kakak harus lakukan dulu. Namun, ketika akhir cerita ini tak adil, maaf mungkin aku harus pergi demi kalian.. Pergi meninggalkan yang aku punya sekarang. Aku ingin sukses meskipun aku dipandang sebelah mata. Dan ketika aku sukses dan aku akan bawakan nilai rupiah untuk orang yang pernah mengaggapku serendah itu dan mencoba untuk meremehkan apa yang aku punya. Aku janji itu. Aku bersama Allah sekarang. Aku tak akan pernah lupa kasih sayang yang kalian berikan ke aku...Love You So much...
*Semua berada pada jalannya masing-masing... Perbedaan pendapat itu wajar.. Yang tidak wajar adalah sebuah kebenaran dianggap salah... Aku diam untuk sebuah kemenangan yang entah kapan akan hadir tepat di depan mataku sendiri.. Bermimpi itu wajar... Cobaan itu akan mengajarkan banyak hal tentang hidup.. Dan menyadarkan banyak hal tentang perubahan....
0 komentar:
Posting Komentar